Sumenep
sebagai kabupaten kepulauan tidak hanya kaya sumber daya alam, namun
juga memiliki potensi wisata yang luar biasa jika dikelola dengan baik.
Salah satu potensi wisata bahari terdapat di Pulau Sitabok. Pulau ini
terlihat mungil yang memiliki potensi wisata bahari yang menajubkan.
Keindahan pulau ini masih sangat natural. Pemandangan pantai dan laut
tetap memukau meskipun tidak ada pembangunan sama sekali.
Potensi keindahan alam di pulau ini seperti hamparan pasir putih yang
bersih, terumbu karang di bawah laut dilengkapi dengan palung laut atau
tebing terjal yang ada di laut benar-benar melengkapi keindahan
sehingga rugi jika datang ke Kepulauan Sapeken lalu tidak sampai dan
menikmati Pulau Sitabok.
Pulau ini terdapat di Kecamatan Sapeken yang memiliki 26 pulau. Salah
satunya adalah Pulau Sitabok yang masuk ke wilayah Desa Sapeken. Dari
sekian pulau yang ada, pulau ini merupakan pulau andalan untuk dijadikan
objek wisata bahari di daerah kepulauan khususnya di Kecamatan Sapeken.
Untuk bisa sampai ke pulau yang berpenghuni 40 Kartu Keluarga (KK)
ini hanya membutuhkan waktu 10 menit dari daratan Desa Sapeken dengan
menggunakan jasa transportasi perahu tradisional.
Awalnya, pulau yang sanga berpotensi dijadikan objek wisata ini hanya
dihuni satu keluarga, lalu beranak pinak hingga akhirnya berkembang
banyak hingga sekarang.
Selama ini, pengunjung yang datang berlibur dan menikmati keindahan
pulau Sitabok adalah masyarakat lokal. Biasanya, pulau ini dipadati
pengunjung pada saat liburan sekolah, lebaran hari raya dan momentum
hari libur lainnya.
“Di Sapeken itu ada potensi wisata yang sering dijadikan tempat
berlibur karena keindahan pantai maupun lautnya, di antaranya Pulau
Saebus, pantai Pulau Saseel. Namun yang paling banyak pengunjung dan
paling indah adalah pulau Sitabok ini” kata Nur Asyur, salah satu tokoh
Kepulauan Sapeken.
Dari saking indahnya Pulau Sitabok, tidak hanya menyedot perhatian
wisatawan lokal yang berlibur, namun juga menarik perhatian masyarakat
luar Madura untuk berlibur menikmati keindahan alamnya, terbukti setiap
ada kapal pesiar yang berlayar, berkali-kali mampir mengunjungi pulau
tersebut, “Sudah menjadi rute mereka. Seringkali kapal pesiar milik
turis dari Bali singgah ke Pulau Sitabok, hanya untuk menikmati
pemandangan pantai yang penuh dengan pasir putih yang bersih dan indah, ”
cerita Nur Asyur.
Meskipun belum diresmikan menjadi objek wisata, pulau ini sudah punya
website. Biasanya beberapa tamu luar datang berkunjung tahu dari
informasi internet ini. Mereka datang ke sana untuk menikmati indahnya
pemandangan bawah laut yang tersimpan banyak terumbu karang indah.
Namun keindahan pantai Pulau Sitabok ini yang belum digarap menjadi
objek wisata, terancam punah karena setiap tahun terus terkikis oleh
abrasi. Sehingga pulau yang hanya ditempati ratusan penghuni ini kian
mungil.
Menurut Nur Asyur yang juga anggota komisi D DPRD Sumenep, selama ini
investor sering melakukan kunjungan melihat potensi pulau tersebut, dan
ada sebagian investor yang sudah mulai tertarik dan merencanakan
menjadikan lokasi tersebut dijadikan objek wisata bahari.
Tanah di pulau itu sudah banyak yang dibeli untuk dibangun wisata.
Pihak ketiga ini tertarik untuk menjadikan sebagai lokasi wisata, bahkan
kata Nur Asyur, ada investor yang sudah merencanakan untuk bertemu
dengan Bupati Sumenep, A Busyro Karim. Mereka ingin mempresentasikan
konsep pengelolaan Pulau Sitabok sehingga tidak merugikan warga lokal
dan sekitarnya. Namun selama ini, pertemuan masih belum sempat terjadi.
“Mungkin tidak ada waktu yang pas,” paparnya.
Rencana pembangunan objek wisata pulau Sitabok menawarkan konsep
wisata natural yang bernuansa khas kehidupan masyarakat setempat dengan
menjaga local wisdom (kearifan lokal). Menurut Nur Asyur dari konsep
itu, investor meyakinkan tidak akan mencenderai nilai-nilai adat
istiadat maupun nilai agamis. Sebab pulau tersebut terisolasi dari
masyarakat luas. Salah satu konsep yang ditawarkan dengan desain natural
adalah tempat penginapan dengan menggunakan rumah panggung, tanpa
telivisi dan lainnya.
Menurutnya yang paling penting untuk mewujudkan pembangunan objek
wisata bahari ini adalah komunikasi investor dengan masyarakat setempat
tentang model atau desain wisata. Dan hal itu akan terlaksana jika
difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Sebagai masyarakat Sapeken, Nur Asyur berharap ada pembangunan
tangkis laut mengingat setiap tahun pulau tersebut terus mengcil akibat
abrasi. Selain itu juga ada jembatan.
Di lain pihak, kepala Desa Sapeken, Muhammad Salim juga mengakui jika
potensi alamnya dan keindahan laut dengan berbagai keindahan trumbu
karang dan palung yang tertancap di tengah laut memang sangat berpeluang
dijadikan tempat objek wisata.
Namun ada satu masalah yang harus diselesaikan. Menurutnya, mayoritas
masyarakatnya yang tinggal di Pulau Sitabok ini tidak memiliki tanah.
Sehingga kalau mau dijadikan objek wisata maka harus ada solusi bagi
mereka.
Ia menawarkan, jika Pulau Sitabok dijadikan objek wisata, maka yang
harus diselesaikan terlebih dahulu adalah memberikan ganti lahan tanah
untuk digarap dijadikan sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat. Dan
hal itu kata dia butuh campur tangan pemerintah. “Memang potensi laut
dan pantainya yang indah sangat mungkin dijadikan objek wisata, tapi
persoalan tanah warga juga harus dicarikan solusi, kasihan mereka,”
tuturnya. (Sumber: Info)